Sabtu, 20 Desember 2008

Untuk Adinda (In memories)

Dinda..
Saat langit2 diatas sana menciut
malam datang disertai kelamnya,
mungkin engkau telah ada disana
jauh terpisah dari pelukanku

Bau wangi bunga menyentuh hidungku
dalam kamar dimana kau berbaring

Adinda,
beku nadimu menyentuh sukmaku..

Kemarin kau masih dalam pelukanku
bercanda dan tertawa,
kemarin mawar-mawar itu
masih dalam genggamanmu,erat..
Kini,
sunyi sepi meraupi waktu
yang berdetak cepat

Dengarlah dinda,
burung merpati kita berbunyi
dengarlah adinda,
semakin bertambah,mengantarkan sepimu
dengarlah adinda,
desis embun menimpa kelopak bunga..

Adinda,
malam tergagap dalam gelapnya
bintang-bintang suram
tenggelam dalam lautan malam

Tiba-tiba dingin merasuki celah poriku
meregang tubuhku kedinginan
seperti juga tubuhmu yang beku
namun kita tak dapat lagi berdekapan

Akh,
serasa engkau semakin jauh
disini,aku sepi sendiri
sesaat lagi tengah malam kan tiba
sedang hujan diluar tak juga reda
seolah turut meratapi kepergianmu

lilin-lilin dikakimu telah suram cahayanya
kembali wangi bunga terhirup olehku
membuat darahku semakin membeku
aku tak kuasa lagi
menatap wajah pucatmu nan ayu
sedang selimut tak lagi menghangatkan tubuhmu

Adinda,
hari esok tak kau jumpai lagi
terdengar sayup-sayup
burung kuk-kuk bernyanyi
malam yang mengintip dari balik jendela
membutku meremang,
kukecup keningmu
selamat jalan adinda..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar